RINDU JEJAK HITAM
Adi
Putra Jaya
Tengah
malam baru saja usai beberapa jam tapi gemuruh bunyi kesunyian masih terdengar
keras antara kegelapan. Di antara sela-sela kepenatan tadi siang mereka terjaga
untuk lakukan kebiasaan melaksanakan rutinitas seperti malam-malam sebelumnya.
Ada
yang aneh tampak nyata di antara senyum seorang ayah di sana, senyum yang
jarang muncul dini hari sebab rasa kantuk biasa menyelimuti diri, tapi beda
dengan hari ini, di mana
keganjalan datang dari kebersamaan, sebuah senyum sungging datang membawa
kekompakan, tertawa kecil pun
mengiringi sedikit celah para anak yang menompang di teras kehidupan keluarga
kecil yang baru mereka kenal belum genap satu bulan.
Negeri
ini memang negeri yang sunyi saat pagi sampai tengah hari, apalagi gelap nya
malam terasa sangat mencekam bak sebuah mata mengintai dari kejauhan
mengisyaratkan sebuah misteri datang dari kegelapan.
Memang
negeri ini tanpa penerangan listrik yang datang dari negeri sebelah sebab
negeri ini letaknya memang terjal dan berpenurunan yang di pagari oleh sungai
dan tebing tinggi. Negeri yang unik tapi menarik, sangat menarik, sebab dari
negeri ini, seorang manusia mengerti makna cinta, mengerti makna dunia,
mengerti makna derita,. Huh negeri unik, aku rindu semua itu, sebab hitam
hidung ku saat rindu, tertinggal senyum dan jejak ku di laman ruangan tempat
makan.
Senter
kecil, Suluh, dan dama ingatkah dikau
saat temani langkah menelusuri
jembatan kecil lapuk yang berbesi, yang membuat saudara kami hampir hilang
kendali. Ingatkah dikau ketika dikau menemani senyum kecil dalam
berdiskusi, ingatkah dikau tatkala
melintasi pematang sawah untuk melaksanakan kewajiban sebagai santri yang
mondok di sebuah taman kehidupan. Ingatkah dikau ketika asap mu suluh dan dama
menghitamkan wajah dan telapak kaki saudara kami saat kegelapan.
Huh,...
senter kecil, suluh, dan dama, kami rindu perjuangan kalian, kami rindu tingkah
kalian, kami rindu kekompakan kalian, kami rindu pengorbanan kalian, kami rindu
semua tentang kalian,.... kami harap kita semua sama, sama-sama rindu jejak
hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar